Wurst (sosis, sausage) adalah makanan sehari-hari di Jerman. Orang Jerman seperti tidak bisa hidup tanpa sosis. Ada sekitar 1200 jenis sosis di Jerman. Sosis menjadi bahan makanan, mulai dari makanan utama, untuk sarapan, sampai jajanan. Barangkali oleh karena itulah, maka ada banyak pepatah Jerman yang menggunakan kata Wurst untuk mengungkapkan maksud mereka.
Berikut ini saya mencatat 3 pepatah atau ungkapan Jerman yang menggunakan kata Wurst.
Das ist mir Wurst
Kalau di kita, kita mungkin sering mendengar orang bilang, “Ah, itu hanya kacang-kacang buat saya”. Nah, kalau orang Jerman, mereka kadang berkata, “Ah, itu hanya sosis buat saya” “Das ist mir Wurst!”. Artinya, itu hanya sesuatu yang gampang saja, biasa saja, atau hal yang murah saja. Itu hal yang sudah menjadi sehar-hari.
Seperti kalau misalnya Anda meminta Martin untuk mengerjakan sesuatu yang mungkin bagi banyak orang, itu hal yang sulit. Dan Anda meragukan apakah Martin bisa mengerjakannya atau tidak. Padahal bagi Martin itu hal yang mudah, karena dia sudah sehari-hari mengerjakannya. Martin mungkin akan berkata, “Ah, das ist mir Wurst.” Gampang, itu hanya sosis buat saya.
Atau misalkan kita sedang jalan-jalan di mal, lalu kita melihat Iphone 16. Lalu kita mengungkapkan betapa kita menginginkan Iphone itu. Lalu tiba-tiba teman kita, Martin, membuka dompet dan membelikannya buat kita. Kita akan terperangah dan berkata, ah mungkinkah? Kan itu mahal banget? Tapi Martin berkata, “Ah, das ist mir Wurst.” Itu bagiku hanya sosis. Artinya, murah banget. Artinya Martin memiliki banyak uang, sehingga sesuatu yang menurut kita mahal, bagi dia hanya sesuatu yang murah dan gampang dibeli. Seperti orang membeli jajanan sosis.
Alles hat ein Ende, nur die Wurst hat zwei
Alles hat ein Ende, nur die Wurst hat zwei artinya secara harfiah: segala sesuatu ada akhirnya, hanya sosis yang punya dua. Apa maknanya?
Ungkapan Jerman ini mengandung permainan kata ein, yang dalam bahasa Jerman berarti satu atau sebuah. Ein Ende artinya satu akhir/ujung, atau sebuah akhir/ujung.
Alles (semua, all); hat (memiliki, have); nur (hanya, only); die Wurst (sosis, sausage); zwei (dua, two).
Ketika kita sedang mengalami kesusahan atau kesulitan hidup, kita mungkin merasa waktu berjalan begitu lambat. Atau mungkin kita mengalami cobaan demi cobaan. Penderitaan kita seakan begitu panjang dan tiada akhirnya.
Orang Jerman juga kadang mengalami tantangan hidup yang serupa. Namun, dalam situasi itu mereka memiliki kebijaksanaan yang diturunkan oleh pendahulu mereka, bahwa segala hal itu akan ada ujungnya. Apa pun yang terjadi di dalam hidup ini akan ada akhirnya. Yang dalam bahasa Jerman hal itu diungkapan dengan kata benda ein Ende: satu akhir atau satu ujung, atau sebuah ujung atau sebuah akhir. Dalam bahasa Indonesia, sebuah/satu akhir hal ini, tidak memberi makna, karena biasanya kita hanya berkata, “akan ada akhirnya”. Bukan “akan ada satu akhirnya.”
Mungkin ketika Martin sedang merenungkan penderitaan hidupnya yang tiada akhirnya, sambil makan roti dan sosis, dia mengingat nasihat orang tuanya, bahwa semua itu “hat ein Ende”. Tapi kemudian memandang sosisnya yang punya dua. Sambil tersenyum, ia celetuk, “okelah, hanya sosis yang punya dua.”
Armes Würstchen
Armes, dari kata arme yang berarti miskin, buruk, yang patut dikasihani. Würstchen adalah gabungan kata Wurst dan akhiran chen, yang mengandung makna kecil, mungil. Würstchen artinya sosis yang bentuknya kecil atau mungil. Ada jenis sosis yang gemuk, besar dan tampak sangat menggiurkan; namun ada juga yang kecil, kurus dan kelihatan tidak menimbulkan selera. Walaupun mungkin saja ini hanya soal ukuran dan bentuk, kalau soal rasa bisa berbeda dan sama enaknya.
Barangkali ada situasi di mana misalnya Kian mengeluh tentang harinya yang penuh tantangan hari itu. Ada dua meeting penting, laporan harus diserahkan, dia merasa tidak enak badan, cucian di rumah menumpuk, sedangkan teman-temannya mengadakan reuni. Semua di hari yang sama. Kemudian dia menceritakan kepada Martin dengan sedih untuk menarik simpati Martin. Dan Martin berkata, “Oh, ein armes Würstchen.” (Oh, sosis kecil yang malang).